Me and daughter

Akrab bersama Silda

2nd Anniversary STUCK

Let's go to #BribikComedy

Sunday, March 30, 2008

JENDRAL SUDIRMAN


Beberapa hari yang lalu, orang tuaku mudik ke kampoeng halaman di Bondowoso menjenguk bude yang sakit keras dan akhirnya meninggal dunia dengan tenang. Inna lillaahi wa inna ilahi roji’uun.

Seperti biasa saat sampai di rumah sudah ada oleh-oleh di tangannya. Tape singkong Bondowoso yang terkenal itu. Ingat, dibaca seperti apa adanya bukan seperti kita membaca tape recorder. Rasanya oke punya. Seperti biasa pula tape kumakan bersama dengan temanku. Gak enak makan sendirian. Dan seperti biasa lagi, Di bungkus tape itu tertulis label merek toko penjualnya yang beralamat di Jalan P.B SUDIRMAN.

Saat temanku membaca tulisan di label merknya ia berkomentar singkat, di Bali juga ada jalan P.B Sudirman. Di tempat lain biasanya disebut jalan Sudirman saja nggak perlu pakai P.B alias Panglima Besar. Ternyata tidak hanya Bali yang menggunakan jalan P.B Sudirman. Aku sendiri tidak tahu dimana persisnya jalan P.B Sudirman di Bali, maklum baru sekali kesana.

Kalau dipikir-pikir, selama ini yang disebut sebagai Panglima Besar di negeri ini ya hanya Jenderal Sudirman itu. Seorang Jenderal berbintang lima yang sangat dihormati oleh siapapun di negeri ini.



Ngomong-ngomong soal Jenderal berbintang lima, ternyata ada dua orang yang memiliki pangkat yang sama dengan pak Dirman yaitu Jenderal Besar A.H Nasution dan Jenderal Besar Soeharto. Tapi amit-amit deh kalo yang disebut terakhir ini jangan sampai dijadikan nama jalan di daerah manapun di negeri ini. Manusia kejam itu tidak layak mendapatkan penghormatan seperti itu. Ntar diplesetkan lagi nama jalannya menjadi JALAN MBAH KORUPSI jadi repot deh.

Kembali lagi ke Panglima Besar kita, ternyata beliau adalah seorang Sosialis. Baca saja Biografi beliau secara lengkap terutama kesaksian dari beberapa orang terdekat beliau. Banyak fakta-fakta yang sengaja ditutupi dari kenyataan bahwa pak Dirman adalah seorang sosialis walaupun beliau lahir dari rahim ormas Islam Muhammadiyah. Memang benar beraliran sosialis tidak sama dengan komunis. Tapi jangan coba-coba anda secara terbuka aktif di organisasi sosialis jika tidak siap mental. Bisa-bisa anda dituduh sebagai antek komunis yang mencoba bangkit di negeri ini. Tidak perlu menyiapkan argumen-argumen ilmiah untuk melindungi diri karena semua itu sia-sia saja, orang sosialis tetap dianggap sebagai komunis. Kasihan...

Tantang saja mereka berani tidak menyebut P.B Sudirman sebagai seorang Komunis?