Monday, June 9, 2008

TERIMA KASIH..THANK YOU..MERCI...



Mundi masuk ruang dosen dengan langkah mantap tanpa beban apapun. Pengajuan skripsi bab pertama hingga terakhir telah diloloskan oleh dosen pembimbing dua hari sebelumnya. Sekarang ia tinggal melengkapinya dengan bermacam tetek bengek seperti daftar isi, daftar lampiran, motto, persembahan, maupun kata pengantar.
Paling-paling kalau ada yang kurang nanti pasti dikasih tahu, gumamnya.

Halaman pengesahan ternyata harus direvisi. Tapi bukan itu yang bikin Mundi uring-uringan setelah keluar dari ruang dosen.


Dia sewot gara-gara ucapan terima kasih dalam kata pengantar direvisi ketat oleh dosen pembimbing I. Ucapan terima kasih kepada rektor kok tidak ada? Begitulah kata dosen pembimbing I. Mundi nekat kasih jawaban,

“lha terserah saya to mbak mau berterima kasih pada siapa.” Dosen itu tidak keberatan dipanggil Mbak. Usianya memang masih muda.

“Mau terima kasih sama teman, tetangga, atau tukang sayur itu kan terserah saya. Lagipula bapak rektor tidak memberikan kontribusi apapun dalam penyusunan skripsi saya. Kok tiba-tiba harus nongol di kolom ucapan terima kasih. Kan nggak adil to mbak.”.

Si dosen gak kalah garang, “iya memang benar, tapi kan...bla..bla..bla..si dosen pembimbing I memberikan argumentasinya”. Ternyata argumen mbak dosen masih belum dapat diterima oleh mundi. Dia masih ngotot tidak mau menuruti kata pak dosen.

Singkat cerita, dengan jurus otoriter yang disimbolkan dengan ucapan POKOKNYA HARUS, KALAU TIDAK..... dan Mundi langsung Knock out.

Tidak ada pilihan lain. Kalau mau wisuda, mundi harus nurut. Setengah mendongkol keesokan harinya dibikin juga ucapan terima kasih untuk pak rektor dengan keyakinan penuh bahwa pak rektor tidak akan pernah sempat membaca skripsinya atau sekedar memberi pujian apalagi ngasih pekerjaan setelah lulus nanti.

Dia tuliskan, Thanks ya pak rektor. Pokoknya thanks dah.. Gara-gara bapak rektor saya jadi bertengkar dengan pacar saya. Atas petunjuknya saya diminta menuliskan ucapan terima kasih kepada bapak. Daripada nggak wisuda, dengan berat hari saya tulis juga. Karena dia minta putus kalau gak saya tuliskan.



0 comments: