Channel 4 di Inggris setiap tahunnya menayangkan dua kali acara Big Brother ini sejak tahun 2000. Satu untuk orang biasa dan satu lagi untuk para selebritis yang kurang terkenal, alias selebritis kelas C atau kelas D. Nama acara ini diambil dari novel Inggris tahun 1984. Sebuah kisah yang menggambarkan masyarakat totaliter yang dipantau dan selalu diikuti semua gerak geriknya oleh sang pemimpin yang dipanggil Big Brother melalui layar televisi.
Kata koran begitu. Saya sendiri sih belum pernah melihat secara langsung acara ini. Katanya sih, peserta yang diusir paling akhir dari acara ini akan memenangkan uang sejumlah 70.000 pounds atau sekitar satu miliar rupiah! Plus bonus popularitas!
Saya tidak tertarik bercerita tentang acara ini secara lengkap
Saya jadi mengerutkan kening membacanya. Tidak hanya orang
Ingatan saya melambung ke masa lalu semasa kuliah. Pernah suatu ketika dosen Pancasila bercerita bahwa beliau baru saja beradu argumen dengan salah seorang dosen dari Fakultas Ekonomi tentang topik serupa. Dosen dari Fakultas Ekonomi ini lulusan Amerika Serikat yang sedikit banyak terpengaruh dengan budaya barat yang menganggap orang yang makan tanpa menggunakan sendok-garpu merupakan jenis manusia “kurang beradab”, “kuno”, dan lain sebagainya.
Dosen Pancasila lulusan Filsafat UGM ini membantah habis-habisan pendapat itu. Beliau berargumen, “Tangan saya ini hanya masuk di dua mulut saja. Pertama, mulut saya sendiri. Kedua, mulut anak saya yang masih kecil. Selain itu tidak ada!. Sementara sendok yang Anda gunakan di rumah atau di restoran sudah masuk di mulut banyak orang bahkan hingga puluhan atau ratusan orang. Itu yang Anda anggap beradab?”.
Saya pribadi menganggap pendapat dosen Pancasila itu sebagai
0 comments:
Post a Comment