Monday, August 6, 2007

RUMAH

Wakil Presiden Jusuf Kalla menelan kekecewaan ketika meninjau proyek Seribu Rumah Susun di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat 3 Agustus 2007 kemarin. Kekecewaan Wapres Kalla sempat membuat undangan yang hadir terdiam sejenak. Kalla terkejut saat mengetahui lahan yang dipergunakan untuk perumahan rakyat hanya tiga hektare. Padahal, total lahan yang tersedia mencapai 480 hektare.
"Mengapa aset negara ini dibeginikan? Ini tanah rakyat, kenapa diperjualbelikan? Rumah susun yang dibangun juga sangat mahal. Mana bisa rakyat membelinya," ujar Kalla sebelum memasuki ruang VIP Spring Hill Golf Residence Kota Baru Bandar Kemayoran, tempat dilakukannya pemaparan. itu berita hari jum'at lalu

Hehe..rumah susun untuk rakyat kecil aja mahal, gimana dengan rumah elit? Gawatnya lagi, para pengembang di jakarta sono lebih suka nggarap proyek kawasan elit daripada rumah susun model beginian. Penting banget ya rumah elit itu? Gaya hidup atau kebutuhan sih?

Ya..nggak masalah sih punya rumah besar, megah dan wah. toh itu hak asasi manusia kan..?


Saya jadi ingat kisah seorang penganut Tasawuf Nidzam al-Mahmudi yang sebenarnya kaya raya tapi memilih membangun rumah yang sederhana di kampung terpencil lagi. Namun dia tetap aja bahagia. Bukan karena di zaman itu belum ada Televisi, DVD, atau MP3 tapi beliau punya alasan khusus dengan kebijakan itu.

Alasan itu dikemukakan saat seorang anaknya bertanya, `Mengapa Ayah tidak membangun rumah yang besar dan indah? Bukankah Ayah mampu?""Ada beberapa sebab mengapa Ayah lebih suka menempati sebuah gubuk kecil," jawab sang sufi yang tidak terkenal itu. "Pertama, karena betapa pun besarnya rumah kita, yang kita butuhkan ternyata hanya tempat untuk duduk dan berbaring. Rumah besar sering menjadi penjara bagi penghuninya. Sehari-harian ia Cuma mengurung diri sambil menikmati keindahan istananya. Ia terlepas dari masyarakatnya. Dan ia terlepas dari alam bebas yang indah ini. Akibatnya ia akan kurang bersyukur kepada Alloh."

"Kedua, dengan menempati sebuah gubuk kecil, kalian akan menjadi cepat dewasa. Kalian ingin segera memisahkan diri dari orang tua supaya dapat menghuni rumah yang lebih nyaman.

Ketiga, kami dulu cuma berdua, Ayah dan Ibu. Kelak akan menjadi berdua lagi setelah anak-anak semuanya berumah tangga. Apalagi Ayah dan Ibu menempati rumah yang besar, bukankah kelengangan suasana akan lebih terasa dan menyiksa?"

Lalu beliau berpesan pada anaknya, "Anakku, jika aku membangun sebuah istana anggun, biayanya terlalu besar. Dan biaya sebesar itu kalau kubangunkan gubuk-gubuk kecil yang memadai untuk tempat tinggal, berapa banyak tunawisma/gelandangan bisa terangkat martabatnya menjadi warga terhormat? Ingatlah anakku, dunia ini disediakan Tuhan untuk segenap mahkluknya. Dan dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua penghuninya. Akan tetapi, dunia ini akan menjadi sempit dan terlalu sedikit, bahkan tidak cukup, untuk memuaskan hanya keserakahan seorang manusia saja."

So, bagaimana menurut Anda?


0 comments: